Membangun Bangsa melalui Pendidikan Karakter


Oleh: Eko Rizqa S.*

Sudah jamak kita ketahui,pendidikan merupakan kunci penting bagi kemajuan suatu bangsa. Jika bangsa itu ingin menjadi besar maka pendidikan adalah prioritas utama yang harus diperhatikan. Pada tahun ini, 66 tahun negara kita merdeka. Jika diibaratkan seperti manusia, seharusnya bangsa ini sudah matang. Namun sebaliknya, bangsa ini masih terseok-seok dan semakin tidak menentu arahnya.
Pendidikan yang berkualitas sering dipersepsikan dengan kuantitas orang pintar yang dihasilkan. Apakah negara ini banyak memiliki orang pintar? Tentu. Berkali-kali siswa Indonesia memengangi olimpiade mengalahkan negara maju. Tim robot dari Indonesia juga sering menjadi juara di luar negeri. Lalu, dimanakah titik permasalahannya?
Negara ini adalah negara yang besar, kaya sumber daya alam, tetapi salah dalam pengelolaan. Para pengelola negeri ini tentulah orang pintar, tetapi apakah cukup dengan kepintaran saja? Budaya Korupsi, moral dan sebagainya ternyata menghinggapi mereka dan berefek pada pemerintahan yang justru menyengsarakan masyarakat. Jika ditelisik mengapa karakter buruk masih menghinggapi negeri ini, maka jawabannya ada pada sistem pendidikan. Sistem pendidikan yang ada menekankan pada  IQ saja, kurang menyentuh aspek emosional dan mental peserta didik. Sebagai contoh kasus contek massal beberapa waktu lalu. Orang yang mengungkapkan kasus tersebut justru dicemooh bukan didukung. Kita ternyata lebih mengagungkan nilai ujian dibandingkan kejujuran.
Pdahal Undang-undang No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dengan tegas menggariskan, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa...”. Sangat jelas dalam UU tersebut, karakter yang baik lebih dulu diprioritaskan daripada kecerdasan kognitif. Orang pintar saja tidak cukup untuk mengelola negeri ini, tetapi dibutuhkan orang berakrakter. Pendidikan karakter mutlak dimasukkan dalam kurikulum pendidikan. Peserta didik tidak hanya digenjot kognitifnya tetapi juga ditata karakternya sehingga sesuai dengan tujuan pendidikan Indonesia di atas.
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan etos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah (Akhmad Sudrajat, 2010). Sekolah di atas bermakna luas, termasuk kampus di dalamnya.
Agar output pendidikan karakter dapat berhasil maka pendidikan karakter tidak hany diajarkan memalui pengenalan norma atau nilai-nilai saja , tetapi harus sampai internalisasi dan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya pendidikan karakter, harapan menjadikan Indonesia menjadi negara yang maju dan berdaulat bukan lagi menjadi utopia tetapi diahrapkan menjadi kenyataan.

*Penulis, Mahasiswa Pendidikan Geografi 2007
Ketua UKMF SCREEN FISE UNY 2010

1 komentar: